RISET
ANAK BERBAKAT “TENIS MEJA”
DI SMP N 01 BOJONG
Disusun guna
memenuhi tugas:
Mata Kuliah :Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :Atiyatul Maula,M.Psi
Disusun
oleh:
Muhammad Nur Salam
2021110182
Kelas D
JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Anak berbakat mempunya kebutuhan dan masalah khusus. Jika mendapat
pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka mengembangkan bakat dan kemampuan
mereka secara utuh dan optimal, mereka dapat memberi sumbangan yang luar biasa kepada
masyarakat. Jika tidak, mereka dapat menjadi underachiever, seseorang yang
kinerjanya di bawah kemampuannya, dan hal ini tidak merugikan perkembangan
dirinya saja, tetapi juga merugikan masyarakat yang kehilngan bibit unggul
untuk pembangunan negara.
Adalah kewajiban kita semua utuk membantu memupuk telanta dan
kemampuan anak berbakat, seperti juga kewajiban kita terhadap masyarakat untuk
membantu menyiapkan tenaga profesional ulung dan pemimpin masa depan.
A.
RESUME
Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis
kemampuan yang diikuti seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk
ketrampilan atau suatu loiding ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam
bidang musik, seni Suara, olahraga, matematika, tersebut.
Bakat sebagaimana halnya dengan intelegensi merupakan warisan dari
orang tua, nenek, kakek, dan pihak ibu dan Bapak.
Pada umumnya anak-anak mempunyai bakat diketahui orang tuanya
dengan memperhatikan tingkah laku dan kegiatan anaknya sejak dari kecil
biasanya anak yang memiliki bakat dalam suatu bidang dia akan gemar sekali
melakukan atau membicarakan bidang tersebut.
Kondisi Lingkungan yang dapat menyulitkan anak berbakat adalah:
1)
Isilasi Sosial
Karena
kurang memahami ciri-ciri dan kebutuhan anak berbakat, orang
Orang
dewasa dalam sikap dan perilaku mereka dapat menunjukan sentimen atau penolakan
terhadap anak berbakat.
2)
Harapan yand tidak Realistis
Harapan
atau tuntutan yang tidak realistis terhadap anak yang berbakat dari pihak orang
tua atau orang dewasa lainnya dapat terjadi karena dua hal :
a.
Kecenderungan
untuk menggeneralisasi sehinggga anak berbakat diharapkan/dituntut menonjol
dalam semua budang.
b.
Pelibatan
ego orang tua atau guru terhadap keberhasilan anak (ingin merasa bangga atas prestasi
anak).
3)
Tidak
tersedia pelayanan pendidikan yang sesuai
Ketidakpedulian
terhadap kebutuhan anak berbakat dan penolakan terhadap hak-hak mereka
menyebabkan masyarakat kurang memberikan kesempatan pendidikan yang sesuai bagi
anak berbakat.
Akibat
dari keterantaran ini bahwa sisiwa berbakat harus menyelaisaikan pendidikan
formal mereka dalam sekolah yang lebih menekankan konformitas terhadap “yang
rata-rata”. Dalam iklim sosial ini anak berbakat dapat merasa tidak nyaman
sebagai seseorang yang “berbeda” hal ini dapat mempunyai dampak negatif
terhadap kesehatan mentalnya maupun terhadap pertumbuhan dan perkembangannya
secara menyeluruh.
B.INTERVIEW
Peneliti
|
Guru
|
Menurut ibu bakat itu apa?
Adakah murid ibu yang berbakat? Dalam bidang apa?
Tanda-tanda yang mencirikan kalo dia berbakat itu apa pak?
Sekolah memfasilitasi bakat tersebut ndak pak?
Bagaimana prestasinya di kelas pak?
Dia anaknya gimana pak?
|
Bakat itu ya.. sudah ada sejak dalam kamdungan, beda dengan
minat. Kalo minat itu sesuatu yang diinginkan..
Bu Mul: Ada banyak, ya.. dalam hal nari, seni suara, musik
macapat,dll.
Pak Feri: Malahan ada anak didikan saya yang udah beberapa kali
enjadi juara bertahan tenis meja dan sekarang masih beranjak ke tingkat
provinsi..
Ya.. dia emang seneng
tenis meja mas..
Ya.. di sekolah juga saya belikan papan tenis khusus dan di
rumahnya ternyata keluarga juga
mendukung dan punya papan tenis pribadi..
Ya kalo menurut saya pribadi dia standar, ya.. pinter sih..
Dia anaknya pendiem, tenang, kalem. Tapi ndak kayak
temen-temennya yang kadang “pecicilan”.
|
Peneliti
|
Anak
|
Emang tenis meja niku hobi pok mas?
Mulai kapan seneng tenis meja mas?
Emang cita-cita jenengan nopo sih mas?
Aktifitas sing boten pernah ditinggalke nopo mas?
Pernah dapet rangking pinten nang kelas mas?
Menurut sampean sekolah niku senenge opone mas?
Nek ten kelas belajare biso konsen boten mas?
Pernah boten? Minat pingin melakukan suatu kegiatan tapi ten
sekolah ndak ada kegiatan itu mas?
|
Iya hobi mas..
Seneng tenis meja mulai kelas 1 SD mas..
Cita-citaku pingin jadi atlit tenis
meja mas..
Dari
SD sampe saiki latihan tenis meja (klub tenis)
di Jatayu mas..
Ora pernah 10 besar, tapi dulu pas SD pernah.
Akeh koncone, kadang nek gurune penak ya seneng pelajarane mas..
Boten, seringe nang kelas “turu” asale “kesel” latihan mas..
Ya.. aku pingin kegiatan ekstra alat-alat musik, kayak gamelan,
dll. Tapi di sekolah ndak ada mas..
|
Peneliti
|
Orangtua
|
Ibu ngiro boten? Nek
putrane jenengan gadah bakat tenis meja bu..
Ibu sekolahke putrane jenengan niku alasan e supados pripun bu?
Pernah boten jenengan ngatur-ngatur putrane jenengan kudu
ngoten-kudu ngoten bu?
Nek ten griyo putrane jenengan seringh kumpul kalih
rencang-rencange boten bu?
Prestasi ten raporte pripun bu?
|
Pertama-tama nggeh boten ngiro mas, pas SD kelas 2 niku mulai
diarahkan dan bisa. Juga kebetulan bapake
juga seneng tenis meja mulai SD, juga sering menjuarai mas..
Nggeh sing pertama, pun kewajiban orangtua memberikan pendidikan
yang terbaik pada anak. Kedua, agar anak punya bekal ilmu.
Boten pernah, nggeh kami memberi
kebebasan apapun yang diinginkan asalkan positif, kami sebagai orangtua
hanya mendukung dan memberi motivasi mas..
Nggeh mas, nggeh sering juga maenan layangan , bal-balan kalih
rencange. Nggeh namanya juga nak-anak mas..
Oh nek prestasi akademis emang dia rata-rata mas, ndak menonjol
Cuma dalam bidang olah raga.(tenis meja)..
|
C. OBSERVASI
1.
Orangtua
Saat interview,
ibu duduk santai, tampak ramah,dan akrab dalam berbicara, tersenyum, bercarita
panjang lebar tentang keadaan dan aktifitas dalam keluarga.
2.
Guru
Saat interview, guru tampak tenang dan antusias dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya, dengan gaya bahasa yang tegas dan lantang, terlihat
bangga dengan prestasi-prestasi anak didiknya yang menjuarai lomba-lomba.
3.
Anak
Saat interview, anak tampak tenang, kalem, bicara kalo ditanya,
terlihat pemalu.
D.SIMPULAN
Berdasarkan hasil
peneletian yang saya uraikan di atas, dan banyak kesesuaian dengan teori-teori
yang ada terkait dengan bakat maupun anak yang berbakat.
Di anntara
keterkaitan-keterkaitan tersebut adalah,bahwa anak yang berbakat pada umumnay
karena adanya faktor hereditas(pembawaan), sebagaimana termaktub dalam resume
dan terbukti oleh hasil penelitian yang saya lakukan.
Anak berbakat
selalu senang melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan apa yang manjadi
bakatnya dan menjadikan bakatnya sebagai hobi maupun cita-citanyayang ingin dia
raih.
Pada umumnya anak
berbakat memerlukan pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, dan
hasil penelitian yang saya lakukan ini ternyata adanya dukungan dari pihak
sekolah maupun keluarga untuk memfasilitasi bakat tersebut sehingga kebutuhan
bakatnya terpenuhi dan bisa berkembang.